Terima HTI, Menag Berpesan Soal Pancasila dan Konsensus Bangsa

By Admin

nusakini.com-- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima kunjungan Pengurus Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Hadir dalam kesempatan itu, M Ismail Yusanto, Wahyudi Al-Maroky, Rahmat S Labib, M Rahmat Kunia, dan Fatih. 

Menag mengapresiasi kesediaan HTI untuk menjalin komunikasi secara terbuka dengan elemen-elemen bangsa. Namun, Menag berpesan bahwa dalam menyampaikan nilai-nilai Islam, HTI tidak mengusik konsensus yang selama ini sudah disepakati dan dipegang teguh berbagai elemen bangsa, terutama terkait Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. "Faktanya, Pancasila adalah hasil konsensus seluruh anak bangsa," tegas Menag.

"Pilihan Pancasila sudah melalui perdebatan panjang, baik di Konstituante dan bahkan terakhir saya terlibat langsung pada pembahasan perubahan UUD di MPR, periode 1999 hingga 2002 lalu," tambahnya. 

Menurut Menag, Indonesia yang majemuk dan beragam, memilih Pancasila sebagai dasar negara. Hal itu merupakan realitas dari konsekuensi logis keberagaman Indonesia. "Jika HTI ingin mengusung khilafah, maka akan berhadapan dengan alat negara seperti TNI dan Polri. Menurut saya, ini harus dihindari agar nilai-nilai Islam yang diperjuangkan dapat diterima berbagai pihak," tegas Menag. 

Menag juga berpesan agar HTI menghindari benturan dengan kelompok-kelompok Islam lainnya yang menilai bahwa Pancasila sudah menjadi konsensus final. "Saya melihat, ini adalah persoalan metodologi dan penerapan, bagaimana nilai-nilai Islam diterapkan. Dalam situasi dan kondisi khas Indonesia, Pancasila adalah pilihan terbaik," tegas Menag. 

Apalagi, kata Menag, nilai-nilai Islam juga sudah sangat mewarnai Pancasila, UUD 45 dan peraturan dibawahnya. Ini bisa dilihat misalnya dari keberadaan pendidikan agama, pengadilan agama, ekonomi syariah, bank syariah, dan lain sebagainya. 

Sebelumnya Ismail Yusanto menyampaikan maksud kedatangannya menemui Menag untuk silaturrahim dan menjelaskan program-program HTI dalam pembinaan umat. 

Usai berdiskusi, Ismail Yusanto memberikan beberapa buku, surat kabar dan bulletin yang diterbitkan HTI. Ismail sempat menyampaikan kekhawatirannya juga bahwa Indonesia saat ini rawan dikuasai dan dijajah asing, baik dari sisi ekonomi, sosial, politik, budaya, maupun kekuasaan. 

Ikut mendampingi Menag, Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Kepala Pusat Informasi dan Humas Mastuki, Pgs Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran Muchlis M Hanafi, serta Sesmen Khoirul Huda.(p/ab)